Pemerataan Konektivitas Di Indonesia

Pemerataan Konektivitas Di Indonesia
Pemerataan Konektivitas Di Indonesia

Sebagai usaha untuk pemerataan sambungan di semua Indonesia untuk diwujudkannya lingkungan digital, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) lewat anak perusahaannya, PT Telkom Satelit Indonesia (Telkomsat), lakukan penandatanganan kerja-sama dengan Thales Alenia Ruang untuk membuat High Throughput Satellite (HTS) di slots orbit 113 BT. Pembangunan HTS akan memakai frekwensi C-Band/Ku-Band dengan capaian yang bertambah luas dan kualitas yang handal.

Penandatanganan kerja-sama dilaksanakan lewat cara online oleh Direktur Khusus Telkomsat, Endi Fitri Herlianto dan President dan CEO Thales Alenia Ruang, Hervé Derrey dari lokasi semasing. Ikut datang melihat, barisan komisaris dan senior leaders Telkomsat dan beberapa perwakilan dari Thales Alenia Ruang.

Penandatanganan ini bersamaan dengan peringatan Sumpah Pemuda ke-93 yang jatuh pada 28 Oktober 1928. Mengartikan semangat yang serupa, Satelit HTS 113 BT ini jadi bentuk penyatu beberapa ribu pulau di Indonesia dan menyambungkan makin banyak rakyat Indonesia, untuk diwujudkannya kedaulatan digital. Thales Alenia Ruang dipercayai oleh Telkomsat sebagai kontraktor khusus yang bertanggungjawab atasdesain, konstruksi, pengetesan, dan pengangkutan satelit. 

Disamping itu, Thales Alenia Ruang bertanggungjawab pada babak early orbital positioning phase (LEOP) dan in-orbit tests (IOT). Thales Alenia Ruang akan memberikan dukungan penuh pengaturan ground kontrol dan akan latih team engineer Telkomsat sepanjang berjalannya kesepakatan kerja-sama ini. Support yang lain akan diberi oleh Thales Alenia Ruang selama hidup gunakan satelit.

Direktur Enterprise dan Business Servis Telkom, Edi Witjara menjelaskan, TelkomGroup selalu memiliki komitmen untuk memberi sambungan, basis, dan service digital untuk semua rakyat Indonesia. "Satelit HTS 113 BT yang mempunyai status vital di atas Indonesia sisi tengah ini, akan makin perkuat infrastruktur sambungan digital di Indonesia dan lengkapi infrastruktur terrestrial atau kabel laut yang sudah kami punyai," katanya.

Seirama sama yang dikatakan Edi Witjara, Direktur Khusus Telkomsat Endi Fitri Herlianto, menambah, Satelit HTS 113 BT akan menolong pengokohan kemampuan, kualitas, dan kompetensi sambungan digital di Indonesia, khususnya di wilayah yang belum dapat dijangkau dan kurang jaringan terrestrial. "Mudah-mudahan cara ini bisa memberikan dukungan diwujudkannya kedaulatan digital Indonesia," katanya.

Menyongsong hal itu, President dan CEO Thales Alenia Ruang Hervé Derrey, sampaikan animo ke Telkomsat yang sudah memercayakan Thales Alenia Ruang dalam pembikinan HTS ini. "Benar-benar membesarkan hati untuk kami bisa memberikan dukungan peningkatan usaha konsumen setia, dalam masalah ini Telkom, sebelumnya setelah Satelit Telkom-3S. 

Penggelaran HTS 113 BT akan memberi kemampuan satelit broadband yang paling aman untuk Telkomsat di semua Indonesia. HTS 113 BT ialah program telekomunikasi ke-4 untuk layani operator satelit Indonesia yang memperjelas jika Thales Alenia Ruang sanggup penuhi keperluan konsumen setianya dengan tawarkan serangkaian produk satelit telekomunikasi yang luas," ungkapkan Hervé Derrey.

Dibuat di atas basis Spacebus 4000B2, HTS 113 BT akan sediakan kemampuan lebih dari 32 Gbps di semua Indonesia. Satelit ini akan mempunyai berat sekitaran 4 ton saat dikeluarkan dan mempunyai periode bakti sampai 15 tahun.

Kehadiran HTS di slots orbit 113 BT ini akan lengkapi peranan satelit-satelit yang sudah dipunyai oleh Telkomsat untuk layani keperluan komunikasi lokal. Tehnologi yang ada di satelit ini bisa memberi service internet broadband dengan kemampuan lebih besar dibanding dengan satelit konservatif yang sekarang ini berada di Indonesia.